BLOG ISENG-ISENG

SELAMAT DATANG KAWAN DI BLOG NITNOT!!!

(22) MENGENAL ACCESS POINT

Posted by NITNOT_RASTAFARA On 08.53.00 0 komentar

Access Point (AP)
Digunakan untuk melakukan pengaturan lalulintas jaringan dari mobile radio ke jaringan kabel atau dari backbone jaringan wireless client/server. Biasanya berbentuk kotak kecil dengan 1 atau 2 antena kecil. Peralatan ini merupakan radio based, berupa receiver dan transmiter yang akan terkoneksi dengan LAN kabel atau broadband ethernet. Saat ini beredar di pasaran adalah access point yang telah dilengkapi dengan raouter di dalamnya yang biasa disebut wireless router.

Wireless Router (WR)
Wireless Router selain sebagai penghubung (access point) untuk jaringan Local bisa berfungsi memforward IP di luar dalam jaringan Local. Sebagai contoh kita mempunyai IP 192.168.0.1 untuk jaringan Local kita sedangkan kita ingin jaringan 192.168.0.1 kita tidak tersentuh oleh orang luar dari jaringan local itu. Nah dari wireless router itu kita bisa setting sebagai contoh menjadi IP 10.50.10.xxx. Otomatis client yang mendapat IP dari 10.50.10.1 itu tidak bisa masuk ke jaringan 192.168.0.1. Inilah fungsi maksimal dari router yaitu untuk memprotect jaringan lokal kita sehingga resiko data diambil oleh orang luar lebih sedikit. Jadi kesimpulannya wireless raouter adalah sebuah acces point yang berfungsi meneruskan IP Local kita sedangkan Router berfungsi meneruskan IP local kita menjadi IP yang kita inginkan.Ciri-ciri fisik :
Pada Panel belakang biasanya terdapat :



1. Omni Antena ada yang bisa dicopot (detachable antenna) biasanya menggunakan konektor RP-SMA atau RP-TNC, ada juga yang fixed (non-detachable antenna)
2. Reset button, tombol Reset untuk me-reset AP ke default factory setting
3. Ethernet port/Port WAN, Port ini biasanya ditandai dengan tulisan: Internet atau WLAN. Kabel dari modem bisa masuk sini.menggunakan konektor RJ45 terhubung ke Internet via Cable / DSL Modem
4. LAN Port (wired) bisa dipakai untuk konek desktop komputer, print server, network-attached storage, dll. Port ini biasanya ditandai dengan angka 1-4.
5. Power adapter, colokan DC Power Supply

Pada panel depan, umumnya terdapat lampu-lampu LED yang menjadi Indikator;

1. Indikator power, ketika power adapter dicolokkan, harus menyala.
2. WLAN atau Wireless B atau G, hanya dapat diaplikasikan pada wireless router
3. Led 1, 2, 3, or 4, indikator dimana LAN port digunakan ke perangkat lain. Jika salah satu LAN digunakan, maka indikator harus menyala sesuai nomor di port belakang yang digunakan.
4. Link Internet atau WAN, Jika LED Internet/WAN tidak menyala pastikan modem/ kabel UTP LAN menyala dan telah terhubung ke port Internet dengan benar.

Peralatan Penunjang (optional)
1. Kabel Pigtail atau kabel jumper dan konektor
Adalah kabel penghubung AP ke Antena Eksternal. Alat ini diperlukan untuk menghubungkan antara antena eksternal dengan access point. Pada kedua ujung kabel terdapat konektor dimana type konektor disesuaikan dengan konektor yang melekat pada access point. Kebanyakan Pigtail di pasaran adalah : RP- SMA to N-Type Male dan RP-TNC to N-Type Male.



2. Antena Eksternal, Tower dan Penangkal Petir ( Lightning Arrester )
Digunakan untuk meningkatkan jarak jangkau wireless LAN. Antena bawaan AP dilepas kemudian dengan pigtail, RF out AP dihubungkan ke Antena eksternal.

Tower berguna untuk mendapatkan jangkauan area coverage yang maksimal, kita perlu menaikkan antena omni eksternal ke tempat yang tinggi agar client WLAN anda bisa menangkap sinyal radio dengan baik.

Sebagai pengaman dari petir maka kita memerlukan alat berfungsi menyalurkan kelebihan beban listrik saat petir menyambar ke kabel pembumian(grounding), biasa dikenal dengan Lightning Arrested Protector, dipasang pada kabel jumper antara perangkat access point dengan antena eksternal. Grounding untuk penangkal petir umumnya ditanam dengan batang tembaga hingga kedalaman beberapa meter sampai mencapai sumber air. Ingat grounding yang kurang baik akan menyebabkan perangkat wireless tetap rentan terhadap serangan petir.


3. POE (Power Over Ethernet) atau DC Power Injector
Agar kabel listrik tidak dinaikkan ke atas untuk “menghidupkan” access point maka kita memerlukan alat “POE” ini, yang fungsinya mengalirkan listrik melalui kabel ethernet atau kabel UTP/STP.
Berbagai Branded Wireless Access Point :

* Senao ECB 3220
* Linksys WRT54GL DDWRT
* TP-LINK WA601G
* DWL-2100AP AirPlus Xtreme G High-Speed 2.4 GHz
* Netgear
* D-Link AirPremier DWL-2210AP
* Asus WL-HDD 2.5
* Dll
Pemasangan/perakitan sederhana :


Mempublikasikan secara sah :








Baca dan kasih komentar:
Setting acces point/wireless router
Topologi/mode wireless network
Ad hoc network
Wireless security
Praktikum jaringan ad hoc
Wireless, wi-fi dan hotspot
IEEE 802.11 dan perkembanganya
802.11A/B/G/N
Wimax technology
Materi pengantar wireless

Categories:

(21) MEMPERBAIKI WINDOWS

Posted by NITNOT_RASTAFARA On 13.31.00 0 komentar

Memperbaiki Windows XP Tanpa Install Ulang
1. Memperbaiki Instalasi (Repair Install) Jika Windows XP Anda rusak (corrupted) dimana Anda tidak mempunyai sistem operasi lain untuk booting, Anda dapat melakukan perbaikan instalasi (Repair Install) yang bekerja sebagaimana setting (pengaturan) yang awal. - Pastikan Anda mempunyai kunci (key) Windows XP yang valid. - Keseluruhan proses akan memakan waktu

kurang lebih 1/2 atau 1 jam, tergantung spek komputer Anda. - Jika Anda dimintai password administrator, sebaiknya Anda memilih opsi perbaikan (repair) yang kedua, bukan yang pertama. - Masukkan CD Windows XP Anda dan lakukan booting dari CD tersebut. - Ketika sudah muncul opsi perbaikan kedua R=Repair, tekan tombol R Ini akan memulai perbaikan. - Tekan tombol F8 untuk menyetujui proses selanjutnya “I Agree at the Licensing Agreement” - Tekan tombol R saat direktori tempat Windows XP Anda terinstal. Biasanya C:WINDOWS Selanjutnya akan dilakukan pengecekan drive C: dan mulai menyalin file-file. Dan secara otomatis restart jika diperlukan. Biarkan CD Anda dalam drivenya. - Berikutnya Anda akan melihat sebuah gambar “progress bar” yang merupakan bagian dari perbaikan, dia nampak seperti instalasi XP normal biasanya, meliputi “Collecting Information, Dynamic Update,

Categories:

(19) Teknologi Dasar

Posted by NITNOT_RASTAFARA On 13.25.00 0 komentar

Fungsi utama dari Wireless LAN adalah untuk menjangkau wilayah LAN yang sulit dicapai dengan kabel tembaga biasa (copper wire), juga untuk menjangkau pengguna bergerak (mobile-users). Ada empat komponen utama dalam membangun jaringan WLAN ini:

1. Access Point, merupakan perangkat yang menjadi sentral koneksi dari klien ke ISP, atau dari kantor cabang ke kantor pusat jika jaringannya adalah milik sebuah perusahaan. Access-Point berfungsi mengkonversikan sinyal frekuensi radio (RF) menjadi sinyal digital yang akan disalurkan melalui kabel, atau disalurkan ke perangkat WLAN yang lain dengan dikonversikan ulang menjadi sinyal frekuensi radio.

2. Wireless LAN Interface, merupakan device yang dipasang di Access-Point atau di Mobile/Desktop PC, device yang dikembangkan secara massal adalah dalam bentuk PCMCIA (Personal Computer Memory Card International Association) card.

3. Wired LAN, merupakan jaringan kabel yang sudah ada, jika Wired LAN tidak ada maka hanya sesama WLAN saling terkoneksi.

4. Mobile/Desktop PC, merupakan perangkat akses untuk klien, mobile PC pada umumnya sudah terpasang port PCMCIA sedangkan desktop PC harus ditambahkan PC Card PCMCIA dalam bentuk ISA (Industry Standard Architecture) atau PCI (Peripheral Component Interconnect) card.

Secara relatif perangkat Access-Point ini mampu menampung beberapa sampai ratusan klien secara bersamaan. Beberapa vendor hanya merekomendasikan belasan sampai sekitar 40-an klien untuk satu Access Point. Meskipun secara teorinya perangkat ini bisa menampung banyak namun akan terjadi kinerja yang menurun karena faktor sinyal RF itu sendiri dan kekuatan sistem operasi Access Point. Saat ini sistem operasi Access Point dikembangkan dengan dasar prosesor i486 dan RAM 4-8MB.

Komponen logik dari Access Point adalah ESSID (Extended Service Set IDentification) yang merupakan standar dari IEEE 802.11. Klien harus mengkoneksikan PCMCIA cardnya ke Access Point dengan ESSID tertentu supaya transfer data bisa terjadi. ESSID menjadi autentifikasi standar dalam komunikasi wireless. Dalam segi keamanan beberapa vendor tertentu membuat kunci autentifikasi tertentu untuk proses autentifikasi dari klien ke Access Point.

Rawannya segi keamanan ini membuat IEEE mengeluarkan standarisasi Wireless Encryption Protocol (WEP), sebuah aplikasi yang sudah ada dalam setiap PCMCIA card. WEP ini berfungsi meng-encrypt data sebelum ditransfer ke sinyal RF, dan men-decrypt kembali data dari sinyal RF. Enkripsi yang umum dipakai adalah sebesar 40bit dan ada beberapa vendor tertentu yang mengeluarkan WEP sampai 128bit. 2. Spread Spectrum .
Bagaimana data bisa bergerak di udara? Wireless LAN mentransfer data melalui udara dengan menggunakan gelombang elektromagnetik dengan teknologi yang dipakai adalah Spread-Sprectum Technology (SST). Dengan teknologi ini memungkinkan beberapa user menggunakan pita frekuensi yang sama secara bersamaan. SST ini merupakan salah satu pengembangan teknologi Code Division Multiple Access (CDMA). Dengan urutan kode (code sequence) yang unik data ditransfer ke udara dan diterima oleh tujuan yang berhak dengan kode tersebut. Dengan teknologi Time Division Multiple Access (TDMA) juga bisa diaplikasikan (data ditransfer karena perbedaan urutan waktu/time sequence).
Dalam teknologi SST ada dua pendekatan yang dipakai yaitu:

1. Direct Sequence Spread Spectrum (DSSS), sinyal ditranfer dalam pita frekuensi tertentu yang tetap sebesar 17MHz. Prinsip dari metoda direct sequence adalah memancarkan sinyal dalam pita yang lebar (17MHz) dengan pemakaian pelapisan (multiplex) kode/signature untuk mengurangi interferensi dan noise. Untuk perangkat wireless yang bisa bekerja sampai 11Mbps membutuhkan pita frekuensi yang lebih lebar sampai 22MHz. Pada saat sinyal dipancarkan setiap paket data diberi kode yang unik dan berurut untuk sampai di tujuan, di perangkat tujuan semua sinyal terpancar yang diterima diproses dan difilter sesuai dengan urutan kode yang masuk. Kode yang tidak sesuai akan diabaikan dan kode yang sesuai akan diproses lebih lanjut.

2. Frequency Hopping Spread Spectrum (FHSS), sinyal ditransfer secara bergantian dengan menggunakan 1MHz atau lebih dalam rentang sebuah pita frekuensi tertentu yang tetap. Prinsip dari metoda frequency hopping adalah menggunakan pita yang sempit yang bergantian dalam memancarkan sinyal radio. Secara periodik antara 20 sampai dengan 400ms (milidetik) sinyal berpindah dari kanal frekuensi satu ke kanal frekuensi lainnya.

Pita 2.4GHz dibagi-bagi ke dalam beberapa sub bagian yang disebut channel/kanal. Salah satu standar pembagian kanal ini adalah sistem ETSI (European Telecommunication Standard Institute) dengan membagi kanal dimulai dengan kanal 1 pada frekuensi 2.412MHz, kanal 2 2.417MHz, kanal 3 2.422MHz dan seterusnya setiap 5MHz bertambah sampai kanal 13.
Dengan teknologi DSSS maka untuk satu perangkat akan bekerja menggunakan 4 kanal (menghabiskan 20MHz, tepatnya 17MHz). Dalam implementasinya secara normal pada lokasi dan arah yang sama hanya 3 dari 13 kanal DSSS yang bisa dipakai. Parameter lain yang memungkinkan penggunaan lebih dari 3 kanal ini adalah penggunaan antena (directional antenna) dan polarisasi antena itu sendiri (horisontal/vertikal). Penggunaan antena Omni-directional akan membuat sinyal ditransfer ke seluruh arah (360 derajat).
Teknologi FHSS ditujukan untuk menghindari noise/gangguan sinyal pada saat sinyal ditransfer, secara otomatis perangkat FHSS akan memilih frekuensi tertentu yang lebih baik untuk transfer data. Kondisi ini menjadikan satu keuntungan dibandingkan dengan DSSS.
Teknologi DSSS dan FHSS tidak saling interoperable artinya perangkat DSSS tidak akan bisa melakukan koneksi ke perangkat FHSS dan sebaliknya. Berikut adalah tabel perbandingan DSSS dengan FHSS:

Manakah yang lebih baik? Pertanyaan ini bisa membuat flame-war tersendiri baik di kalangan vendor pembuat perangkat maupun penggunanya. Masing-masing akan berargumentasi produknya yang terbaik, dengan kata lain sulit untuk membandingkan teknologi mana yang lebih baik karena implementasi wireless 2.4GHz penuh dengan trik, di mana trik yang telah dikembangkan di wilayah tertentu belum tentu akan berhasil sempurna diimplementasikan di tempat lain.
Vendor wireless dan produknya yang mengembangkan perangkat spread-spectrum 2.4GHz antara lain:

Cisco Systems Aironet 340 Series
Lucent Technologies Orinoco
3Com AirConnect
Apple Computer AirPort
BreezeCOM BreezeACCESS, BreezeNET PRO 11, and BreezeNET DS.11
Enterasys RoamAbout
Intermec Intermec 2101, 2100, and 2102
Nokia A020, A032
Nortel Networks e-Mobility
Proxim Harmony, RangeLAN-DS, RangeLAN2, Symphony, and Stratum
Symbol Technologies Spectrum24

3. Teknologi Alternatif
Selain teknologi Spread Spectrum dengan metoda DSSS dan FHSS ada beberapa teknologi alternatif lainnya yang masih dikembangkan.

BlueTooth
BlueTooth awalnya dikembangkan untuk mengkoneksikan laptop, PDA (Personal Digital Assistance) dan Telepon Selular secara wireless. Merupakan generasi mendatang jaringan peer-to-peer. Spesifikasi awal BlueTooth disiapkan untuk wireless voice dan transmisi data jarak pendek.

HiperLAN 2
High Performance Radio LAN type 2 adalah broadband wireless yang beroperasi di frekuensi 5Ghz dengan transmisi bisa mencapai 54Mbps. HiperLAN 2 dipromosikan oleh FCC (Federal Communications Commission) dan ETSI Broadband Radio Access Network (BRAN) dan lebih banyak dikembangkan di Eropa.

IEEE 802.11
Standar IEEE 802.11 mengkhususkan pengembangan teknologi lapisan fisik dan link wireless LAN (lapisan 1 dan 2 OSI). Ada 6 standar yang dipakai:
802.11a, 5GHz dengan teknologi OFDM (Orthogonal Frequency Division Multiplex)
802.11b, DSSS pada lapisan fisik dengan transfer data 5.5 sampai 11Mbps.
802.11d, standar kebutuhan fisik (channel, hopping, pattern, MIB snmp)
802.11e, pengembangan aplikasi LAN dengan Quality of Service (QoS), keamanan dan autentifikasi untuk aplikasi seperti suara, streaming media dan konferensi video.
802.11f, rekomendasi praktis untuk Multi-Vendor Access Point Interoperability melalui Inter-Access Point Protocol Access Distribution System Support.
802.11g, standar untuk penggunaan DSSS dengan transfer 20Mbps dan OFDM 54Mbps. Standar ini backward-compatible dengan 802.11b dan bisa dikembangkan sampai lebih dari 20Mbps

4. Istilah
Berikut beberapa istilah yang akan sering dijumpai dalam dunia wireless 2.4GHz:
Broadband:
sebuah tipe transmisi data dengan menggunakan satu media dengan membawa beberapa kanal sekaligus, contohnya TV Kabel.

Bandwidth:
ukuran lebar pita frekuensi yang digunakan dalam sinyal radio, contohnya bandwidth total dari perangkat 2.4GHz adalah 80MHz. Dalam bit rate lebih sering ditujukan untuk menampilkan kecepatan transfer data, misalnya 11Mbps untuk perangkat mutakhir wireless 2.4GHz.

Bit-rate:
kecepatan bit data yang ditransmisikan ke lapisan fisik (dalam konteks lapisan OSI), sering juga disebut sebagai signalling rate, sedikit berbeda dengan arti throughput. Throughput umumnya merupakan hasil akhir pengetesan sebuah koneksi dengan data yang besar dan dalam waktu yang tidak singkat.

Carrier:
frekuensi dasar yang digunakan oleh sistem. Proses modulasi akan menghasilkan sinyal tengah dari lebar pita bandwidth yang tersedia.

Carrier-Sense:
pengecekan transmisi ke media yang ada untuk menentukan proses transmit, umumnya dengan mengukur tingkat kekuatan sinyal yang diterima.

CDMA:
Code Division Multiple Access, teknik yang digunakan untuk membagi bandwidth yang sama ke dalam kanal yang berbeda dengan menggunakan urutan kode.

CSMA:
Carrier Sense Multiple Access, penggunaan carrier sense untuk mengakses media. Merupakan salah satu metoda utama dalam jaringan ethernet.

CSMA/CD:
CSMA Collision Detection, sebuah metoda dalam ethernet dengan terlebih dahulu mendeteksi tumbukan/tabrakan (collision).

CSMA/CA:
CSMA Collision Avoidance, sebuah metoda dalam wireless LAN dengan menghindari tumbukan.

Cell:
sel, kumpulan node dalam area yang sama yang bisa saling berkomunikasi, node yang berada di luar jangkauan harus dibentuk sebuah sel baru.

Channel:
kanal, dalam istilah radio merupakan sinonim dari lebar frekuensi tertentu. Bisa juga merupakan sebuah koneksi stream dari satu titik ke titik lain (bisa satu atau banyak), contoh sederhananya adalah channel TV.

dB
(decibel): merupakan ekspresi logaritmik dari sebuah nilai. Digunakan dalam menyatakan kekuatan sinyal (signal strength) dengan ekspresi dBm (decibel-miliWatt: referensi 1mWatt setara dengan 0dBm). Perbedaan antara dua nilai dinyatakan dalam dB (tanpa m).

Fading:
variasi dalam kinerja kanal terhadap perubahan lingkungan, mengakibatkan perubahan dalam kekuatan penerimaan sinyal.

FEC:
Forward Error Correction, sebuah teknik yang digunakan dalam menanggulangi kesalahan yang dibuat dalam kanal yang banyak gangguan/noise dengan menambah bit redundancy dalam transmisi data.

Modem:
Modulator Demodulator, dalam perangkat radio adalah bagian yang mengkonversikan data bit ke dalam modulasi radio. Secara umum adalah perangkat yang mengkonversikan digital ke analog dan sebaliknya.

Modulasi:
sebuah teknik yang mengkodekan informasi dalam frekuensi radio. Ada dua teknik yang sering dipakai yaitu modulasi amplitudo (AM - merubah kekuatan gelombang) dan modulasi frekuensi (FM - merubah waktu frekuensi).

Noise:
sinyal yang tidak dibutuhkan oleh perangkat radio, bisa berupa sinyal background, sinyal interferensi maupun transmisi di luar jaringan.

Roaming:
kemampuan berpindah sel dalam satu jaringan.

SNR:
Signal to Noise Ratio, perbedaan kekuatan sinyal yang diharapkan terhadap sinyal noise ataupun sinyal yang tak diinginkan.

ISM:
Industrial Scientific Medical, konteks implementasi dari sebuah teknologi. Frekuensi ISM berada pada 900MHz, 2.4GHz dan 5GHz. Untuk kepentingan ISM secara internasional frekuensi tersebut dibebaskan tanpa perlu lisensi khusus.

Bridge:
merupakan perangkat yang menghubungkan jaringan dengan jaringan (bisa sama atau berbeda). Perangkat wireless LAN umumnya difungsikan sebagai bridge.

BSS:
Basic Service Set, merupakan kondisi yang diimplementasikan di perangkat Access Point, seluruh node melakukan transmisi ke Access Point, dan disebar ke node lain.

IBSS:
Independent BSS, merupakan bentuk sederhana wireless LAN yang terdiri dari beberapa node yang masing-masing bisa saling melihat yang lain (peer-to-peer) dan tidak ada yang bertindak sebagai Access-Point.

Ad-hoc:
merupakan istilah lain dari IBSS

Categories:

(18) Indonesia Wireless Equipment

Posted by NITNOT_RASTAFARA On 14.12.00 0 komentar


Cetak E-mail
Kami menyediakan berbagai macam perangkat dan antenna Wifi / Wireless Lan dengan frekwensi 2.3 GHz 2.4 GHz 5.8 GHz. Mulai Omni directional Antenna,  Omni Slotted, Array Sectoral, Sectoral Waveguide, Dish, Grid dan Antenna Yagi dengan kualitas yang baik, teruji dan bergaransi.
Bagi Pemesan diharapkan tidak mentransfer Pembayaran sebelum menerima Konfirmasi stock barang, estimasi, dan biaya Kirim dari Kami, dan segera lakukan Konfirmasi Pembayaran setelah melakukan Pembayaran agar barang pesanan anda lebih cepat kami kirim. Anda di wajibkan membaca perjanjian transaksi dan tata cara order sebelum melakukan transaksi atau order.


Quantity Harga Spesial !!!
 
Box Outdoor 20 x 15 x 6
Box Outdoor 20 x 15 x 6
Rp 70.000
Order
Paket RB433 Outdoor
Paket RB433 Outdoor
Rp 1.728.000
Order
Nano Station 2
Nano Station 2
Rp 895.000
Order
Paket RT RW NET Murah OEM
Paket RT RW NET Murah OEM
Rp 1.550.000
Order
Paket Client Grid
Paket Client Grid
Rp 995.000
Order
Paket RB411A Outdor
Paket RB411A Outdor
Rp 1.488.000
Order
Antena Omni Directional 17 Db
Antena Omni Directional 17 Db
Rp 600.000
Order
Antena Omni Taiwan 15 Db
Antena Omni Taiwan 15 Db
Rp 750.000
Order
USB Adapter 25dBm
USB Adapter 25dBm
Rp 355.000
Order
Konektor N-Female Kotak
Konektor N-Female Kotak
Rp 30.000
Order
Paket RB 411 AH Outdoor
Paket RB 411 AH Outdoor
Rp 1.450.000
Order
USB Adapter 23dBm
USB Adapter 23dBm
Rp 198.000
Order
CPE 400 mW - 1 Watt
CPE 400 mW - 1 Watt
Rp 775.000
Order
Radio Board OEM 1 Watt
Radio Board OEM 1 Watt
Rp 550.000
Order
Bullet M2Hp 600 mW
Bullet M2Hp 600 mW
Rp 850.000
Order
Antena Grid 24db 2.3 - 2.5 Ghz Kenbotong
Antena Grid 24db 2.3 - 2.5 Ghz Kenbotong
Rp 425.000
Order
Antena Grid RMI 25dBi
Antena Grid RMI 25dBi
Rp 275.000
Order
Senao EOC 1650 200mW
Senao EOC 1650 200mW
Rp 675.000
Order
Paket RB 433 AH Outdoor
Paket RB 433 AH Outdoor
Rp 1.900.000
Order
ALIX 3D1
ALIX 3D1
Rp 1.525.000
Order
TL-WA500G + POE
TL-WA500G + POE
Rp 268.000
Order
Antena Grid 30 dBi 5.8 Ghz Kenbotong
Antena Grid 30 dBi 5.8 Ghz Kenbotong
Rp 825.000
Order
Antena Sectoral Waveguide 19 dBi 120
Antena Sectoral Waveguide 19 dBi 120
Rp 750.000
Order
Antena Yagi 16 dBi
Antena Yagi 16 dBi
Rp 160.000
Order
TP-Link TL-WA5110G 400mW
TP-Link TL-WA5110G 400mW
Rp 325.000
Order
Senao EOC-2610 600mW
Senao EOC-2610 600mW
Rp 875.000
Order
Hyperlink Omni Antenna 15 dBi
Hyperlink Omni Antenna 15 dBi
Rp 1.200.000
Order
Power King 1 watt
Power King 1 watt
Rp 575.000
Order
Antena Sectoral Array 20 dBi 120
Antena Sectoral Array 20 dBi 120
Rp 900.000
Order
Antena Omni Directional 20 Db
Antena Omni Directional 20 Db
Rp 950.000
Order
Antena Omni Taiwan 12 Db
Antena Omni Taiwan 12 Db
Rp 400.000
Order
Mini PCI WLM54g 30dBm 1 Watt
Mini PCI WLM54g 30dBm 1 Watt
Rp 825.000
Order
Tower Triangel 30 x 30 x 30
Tower Triangel 30 x 30 x 30
Rp 1.800.000
Senao EPI-3601S 28dbm (600 mW)
Senao EPI-3601S 28dbm (600 mW)
Rp 390.000
Pico Station 2
Pico Station 2
Rp 720.000
Paket RB450G Indoor
Paket RB450G Indoor
Rp 1.150.000
Paket Client Grid
Paket Client Grid
Rp 995.000
Minitar MNWAPG
Minitar MNWAPG
Rp 490.000
Mikrotik RB 750
Mikrotik RB 750
Rp 450.000
Mikrotik RB 433 A
Mikrotik RB 433 A
Rp 1.010.000
Konektor N-Male
Konektor N-Male
Rp 30.000
Indoor Booster 1 Watt
Indoor Booster 1 Watt
 Call for Pricing
Hyperlink Omni Antenna 15 dBi
Hyperlink Omni Antenna 15 dBi
Rp 1.200.000
Box Outdoor 20 x 15 x 6
Box Outdoor 20 x 15 x 6
Rp 70.000
Antena Sectoral Waveguide 19 dBi 180
Antena Sectoral Waveguide 19 dBi 180
Rp 750.000
Antena Omni Directional 17 Db
Antena Omni Directional 17 Db
Rp 600.000
Antena Omni Directional 15 Db 5,8 Ghz
Antena Omni Directional 15 Db 5,8 Ghz
Rp 700.000
Antena Omni Directional 15 Db
Antena Omni Directional 15 Db
Rp 500.000

Categories: